Senin, 18 Mei 2009

MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT....?

. Senin, 18 Mei 2009
2 komentar

Sebuah perenungan ...

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil. Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata " Pak
kami ingin sekali merawat ibu semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak.. bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu". Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami
mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian". Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka. "Anak2ku... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah..... . tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian.. sejenak kerongkongannya
tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini. Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit." Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno.. dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu..

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah Pak Suyatno bercerita.

"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia - siaan".

Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..

Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,"

Cintailah Cinta...

Klik disini untuk melanjutkan »»

Selasa, 17 Februari 2009

Makna Cinta

. Selasa, 17 Februari 2009
0 komentar

Sungguh indah rasanya jika terbayangkan, hati riang bila sang pujaan terkenang, jangan pernah sungkan untuk diucapkan dan jangan lah malu untuk di ungkapkan.

Apakah mungkin seperti bunga ini menyatu, apakah dapat kupautkan keindahannya, hingga semua orang tercengang dan terpana, apapun bisa terjadi karena cinta, apapun dapat terluka karena cinta. Jika cinta menghampiri janganlah enggan untuk kau dekati, karena cinta tak dapat dipungkiri, hanya hati yang dapat mengerti arti cinta yang hakiki, mata hanya media perantara, wajah hanya perhiasan untuk disuka, tapi hati yang tau segalanya, oh...Cinta.....sungguh mempesona.....
oh...cinta....sangatlah menggoda.......
dari awal kita ada, sampai akhir terenggut nyawa.... cinta tak' kan pernah sirna.....selagi manusia tetap mencinta......

Klik disini untuk melanjutkan »»

C i n t a ....

.
0 komentar

C inta adalah Cerminan hati setiap insani...
I ndah dimata dekat dihati...
N uansa indah saat berbagi...
T a'kala engkau rebah disisi...
A ngan melayang terbawa Illusi...

Setiap insan memiliki Cinta yang merupakan anugerah sejak lahir, kita ada karena cinta, dunia ada karena cinta, seisi jagat raya ini ada karena cinta, bayangkan jika cinta sudah tak ada lagi, tak ada kedamaian di hati, tak ada rasa yang selalu menyelimuti baik siang maupun malam, cinta sangat universal dan selalu membawa angin segar pada setiap keadaan dan situasi, saat cinta telah singgah di hati, alangkah indahnya hidup ini, tak berbentuk namun nyata, dengan segenap perasaan yang paling dalam maka " Cintailah Cinta " selagi Cinta masih ada dihati dan merupakan anugerah Illahi yang harus senantiasa dijaga dan di syukuri.

Klik disini untuk melanjutkan »»